27
Untuk pertama kalinya sejak tiga
tahun. Tatapan mata So Hee menghujam langsung ke arah Kim San. Untuk kali
pertama, mereka benar-benar bertatapan. So Hee berjalan ke arah Kim San. Aku
tak tahu apakah itu perasaan benci atau memang begitulah cara So Hee menatap
orang. Tapi, sama sekali tak ada keramahan ataupun senyuman pada wanita itu.
“Apa kau yakin bisa melakukannya?
Karena, aku sudah melakukan segala cara untuk membunuh diriku. Tapi, selalu
saja ada yang menggagalkannya. Apa kau yakin bisa melakukannya?” tanya So Hee.
Kim San hanya tersenyum menakutkan,
“Kau mau kubunuh sekarang?”
So Hee tahu jika apa yang dikatakan
pria yang baru dikenalnya itu adalah serius.
#####
So Hee duduk berhadapan dengan Kim
San. Sementara, Jung Woo berdiri di samping San. Mendengarkan semua yang dikatakan
Kim San dan menuruti semua perintahnya. Mereka sedang berada di apartemen San.
So Hee sedikitpun tidak menyentuh kopi yang sudah dibuat Jung Woo.
“Pekerjaan apa yang mau kau tawarkan
padaku?”
“Kau hanya perlu hidup sampai musim
dingin berakhir.” kata Kim San.
“Apa maksudmu?”
Kim San tidak langsung menjawab.
Dalam hatinya, ada sedikit perasaan aneh melihat So Hee bicara sebanyak
itu. Selama ini, So Hee tak pernah sekalipun memperlihatkan emosinya. Tak
pernah berbicara sebagai seorang manusia, So Hee yang dikenal Kim San adalah So
Hee yang bukan manusia. Melainkan, hanya seorang kasir.
“Begini, sebentar lagi aku akan
menjadi penguasa penuh dari perusahaan dimana aku bekerja sekarang. Tapi, salah
satu syarat utamanya adalah harus bersih dari korupsi uang perusahaan.” kata
Kim San. Kemudian, dia kembali melanjutkan, “Sayangnya, aku sudah mengkorupsi
uang perusahaanku sejak aku pertama kali bekerja di sana. Jika, sampai hal ini
diketahui pihak perusahaan. Bukan, tak mungkin, aku akan langsung dipecat dan
rencanaku untuk memiliki perusahaan akan hancur.”
Kang So Hee hanya menatap San.
“Jadi, kau yang harus
menggantikanku. Kau harus menjadi karyawan di perusahaanku dan saat waktunya
tiba. Aku akan membuat rangkaian cerita dan bukti palsu yang mengatakan jika
kaulah yang melakukan semua pekerjaan kotor dan membuat perusahaan rugi.”
“Tapi...” kata So Hee
perlahan-lahan. “Aku tidak bisa bekerja kantoran.”
Kim San menatapnya datar, “Kau tak
perlu bekerja di sana. Kau hanya harus menjadi pegawai di sana. Aku akan
membuat semua yang kau perlukan. Kau tidak perlu datang ke kantor. Tidak perlu
bekerja. Kau hanya harus hidup sampai musim dingin ini berakhir. Setelah
itu.......”
Kim
San menatap Jung Woo dan langsung mengangguk mengerti.
Dia
membawa sebuah koper dari kamarku dan membukanya. Ada sepucuk pistol di sana.
Jung Woo menjelaskannya dengan singkat, “Ini revolver. Senjata api dimana
peluru dimasukkan kedalam tabung berputar. Ini adalah revolver dengan kaliber
44 berisi 7 peluru. Kau tak perlu mempelajari untuk menggunakannya. Kau hanya
perlu menembaknya maka semua peluru akan keluar dengan otomatis.”
“Apa ini akan menjadi milikku?”
tanya So Hee.
“Ya..” kata Kim Sam sambil
mengangguk. “Terserah kau mau siapa yang melakukanya. Kau, orang lain atau
bahkan, aku sendiri akan melakukannya dengan senang hati. Atau kau mati dengan
cara lain? Aku bisa menyiapkannya untukmu. Aku bisa melakukan apapun yang kau
mau.”
“Tidak.” kata So Hee dengan cepat.
So Hee tahu apa yang sedang dilakukannya. Dia memang ingin mati. “Aku akan
menuruti semua perintahmu. Tapi, kau harus berjanji akan menyerahkan senjata
ini padaku. Tak perduli siapa yang akan membunuhku nanti. Pistol ini harus
tetap menjadi milikku.”
“Terserah kau.”
So Hee menggerakkan tangannya
menyentuh pistol itu dan tatapan matanya sedikit berubah. Aku benar-benar tidak
tahu apa yang harus aku tulis saat melihat ekspresinya. Matanya tidak bisa
dikatakan senang, tapi juga tidak bisa dikatakan ketakutan. Hanya, seperti
seseorang yang akhirnya mendapatkan apa yang selama ini dia inginkan.
Jung Woo menatap So Hee heran.
Tapi,
-seperti biasa- Kim San sama sekali tidak memperdulikannya. “Selain itu, kau
harus berhenti bekerja di supermarket dan datang ke sini setiap hari. Bersihkan
tempat ini dan kau harus tetap di sini sampai malam tiba. Aku akan membayar
biaya hidupmu selama kau bekerja denganku sampai nanti kau mati. Aku akan
memberikan pistol itu jika nanti saat kau sudah dijadikan kambing hitam.
Sehingga, satu-satunya yang kau perlu lakukan hanya meninggalkan dunia ini.”
“Kau tidak boleh marah atau
memprotes apapun yang kulakukan padamu. Kau tidak boleh tidak setuju. Kau harus
patuh dan tunduk padaku.” kata Kim San.
So
Hee mengangguk dan dia setuju. “Antarkan
dia pulang!” perintah Kim San pada Jung Woo. Dia mengangguk dan mengajak So Hee
pulang. Saat, So Hee berdiri dan berjalan mendekati pintu. Kim San berkata,
“Ah, aku lupa!”
Kim
San meletakkan gelas yang berisi kopi dan
berdiri. Lalu, berjalan ke arah So Hee dan memegang tangannya.
Lalu, menariknya ke dalam pelukan
San.
Kim Sa mengecup bibir So Hee dan
berbisik dengan nada halus di telinganya.
“Satu
hal lagi, mulai sekarang kau adalah kekasihku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar